Pemerintah Kota Jakarta Pusat meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi dua kali seminggu untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut.
“Karena yang paling efektif di dalam penanggulangan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk, itu yang paling efektif,” kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Rabu. Karena itu, pihaknya mengefektifkan 3M Plus yakni menutup, menguras dan mendaur ulang menjadi dua kali dalam seminggu.
Dhany menegaskan, pihaknya bersama kader juru pemantau jentik (jumantik) di setiap kelurahan terus meningkatkan upaya tersebut untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di setiap rumah.
“Intinya kita tidak ingin ada potensi sekecilpun yang bisa mengembangbiakan nyamuk. Makanya sejak dini kita harus terus melakukan pemantauan melalui kader jumantik mandiri di setiap rumah. Itu paling efektif,” ujar Dhany.
Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari mengatakan, kader jumantik rutin turun tangan langsung untuk mengecek sarang nyamuk di setiap rumah. Dahulu yang hanya dilakukan seminggu sekali, kini menjadi dua sampai tiga kali dalam seminggu.
“Rutin, satu minggu sekarang ada yang dua kali, tiga kali, rutin setiap semua tim langsung turun. Kader-kader itu di bawah lurah sehingga lurah yang menggerakkan masyarakat atau kader untuk melakukan PSN,” katanya. Jadi, menurut dia, tidak ada yang sekali. “Minimal seminggu dua kali, ini ditingkatkan untuk memberantas DBD,” katanya.
Selain PSN di rumah, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi ke masyarakat pentingnya PSN di tujuh tatanan. Yaitu kantor/ tempat kerja, tempat umum, institusi pendidikan, rumah tangga, tempat ibadah, sarana olahraga dan sarana kesehatan.
“Karena DBD ini biasanya usia sekolah, banyak usia sekolah karena nyamuk ini berkeliaran pagi, jam 09.00 WIB sampai 11.00 WIB atau sore jam 14.00 WIB sampai sebelum malam,” ujar Risma.
Terkait vaksinasi DBD, kata Risma, memang sudah ada tetapi belum banyak menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini mengingat vaksin hanya untuk masyarakat yang membutuhkan, bukan menjadi hal yang wajib.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat mencatat sejak Januari 2024 hingga 17 Juni 2024, kasus DBD sebanyak 942. Kasus terbanyak di Kecamatan Kemayoran 270 kasus, Johar Baru (167), Cempaka Putih (114), Tanah Abang (108), Sawah Besar (99), Menteng (85), Senen (76) dan Gambir sebanyak 23 kasus.