Portal berita terbaik indonesia
Lain  

Agus Joko Pramono: Strategi Case Building dan Bonus OTT

Agus Joko Pramono: Fokus pada Case Building, OTT Sebagai Bonus

Pendekatan Baru Pemberantasan Korupsi

Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Joko Pramono, menyoroti pentingnya strategi case building dalam upaya memberantas korupsi. Bagi Agus, operasi tangkap tangan (OTT) bukanlah target utama, melainkan merupakan bonus dalam proses tersebut.

“Saya akan berfokus pada case building. Jika terjadi OTT, itu hanya bonus. Saya tidak akan merencanakan OTT,” ungkap Agus dalam uji kelayakan di Komisi III DPR.

OTT Hanya Dilakukan Saat Bukti Hampir Lengkap

Menurut Agus Joko Pramono, OTT seharusnya baru dilakukan jika proses penyelidikan hampir mencapai 80% bukti yang diperlukan. Melakukan OTT terlalu dini dianggap dapat melemahkan proses case building yang sudah berjalan.

“Jika penyelidikan sudah mencapai 80% atau lebih, barulah OTT harus dilakukan. Namun, jika dilakukan terlalu awal, kemungkinan hanya menangkap pelaku berdasarkan nilai suap tanpa mengungkap akar permasalahan yang lebih kompleks,” jelas Agus.

Keunggulan Case Building untuk Kasus Besar

Pendekatan case building dianggap lebih efektif dalam memanfaatkan sumber daya penyelidik dan penyidik. Dengan fokus ini, diharapkan KPK dapat mengungkap kasus-kasus besar yang lebih kompleks dan berdampak luas.

Agus Joko Pramono, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua BPK, menegaskan pentingnya memanfaatkan laporan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan. Hal ini karena BPK menghasilkan lebih dari seribu laporan audit setiap tahun, yang semua memiliki potensi temuan pelanggaran hukum.

Fokus pada Laporan BPK untuk Mengoptimalkan Hasil

“BPK setiap tahun menerbitkan 1.162 laporan, semua laporan tersebut mengandung indikasi masalah potensial. Saya yakin, jika tim penyidik dan penyelidik KPK berfokus pada kasus besar dari laporan tersebut, hasilnya akan lebih optimal,” tutup Agus Joko Pramono.

Artikel ini disusun untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang strategi pemberantasan korupsi yang diusung oleh Agus Joko Pramono, calon pimpinan KPK dan Wakil Ketua BPK.

Source link