Pentingnya Pemahaman Tentang Bakteri E. Coli dan Salmonella

Sebanyak 210 siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil uji laboratorium dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor mengungkapkan bahwa dua jenis bakteri berbahaya, yaitu Escherichia coli dan Salmonella, ditemukan dalam menu yang disajikan kepada para siswa.

Escherichia coli atau E.coli merupakan jenis bakteri yang umumnya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Meski kebanyakan tidak berbahaya, beberapa tipe tertentu dapat menyebabkan infeksi serius pada saluran pencernaan. Salah satu strain berbahaya yang paling dikenal adalah E. coli O157:H7, yang termasuk dalam kelompok Shiga toxin-producing E. coli (STEC) karena menghasilkan racun Shiga toxin yang berbahaya.

Penularan E. coli biasanya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, seperti daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Gejala infeksi E. coli meliputi kram perut, diare, perut kembung, kehilangan nafsu makan, dan demam, dengan gejala yang lebih parah seperti urine berdarah dan dehidrasi.

Salmonella, di sisi lain, dapat menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan manusia, dikenal sebagai salmonellosis. Penularannya biasanya melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri tersebut. Beberapa jenis makanan rentan terkontaminasi Salmonella, seperti makan olahan, telur mentah, daging yang tidak dimasak sempurna, dan produk susu yang belum dipasteurisasi.

Infeksi Salmonella bisa juga terjadi melalui kontak dengan hewan yang membawa bakteri tersebut. Memelihara hewan peliharaan seperti kucing atau anjing juga dapat meningkatkan risiko tertular bakteri Salmonella. Infeksi dari Salmonella dapat memicu gejala seperti diare, mual, demam, dan kulit pucat. Jadi, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap makanan dan lingkungan sekitarnya untuk menghindari risiko infeksi bakteri ini.

Source link