Larangan Remaja Main Media Sosial: Efektif atau Percuma?

Penggunaan media sosial oleh remaja di bawah usia 16 tahun menjadi isu yang banyak diperbincangkan belakangan ini, terutama di negara seperti Australia. Pemerintah Australia bahkan tengah mempertimbangkan kebijakan pelarangan akses total ke platform media sosial seperti TikTok, Snapchat, dan Instagram bagi remaja. Namun, sejumlah studi menyatakan bahwa larangan semacam itu mungkin tidak akan efektif dan bahkan berpotensi menciptakan masalah baru.

Menurut Independent, sekitar 98 persen remaja berusia 15 tahun di Australia menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, mencari informasi, dan mendapat dukungan emosional. Meskipun risiko seperti cyberbullying dan konten berbahaya ada, pelarangan tidak dianggap sebagai solusi utama. Tinjauan dari berbagai negara menunjukkan bahwa larangan total bagi anak di bawah 16 tahun bisa menyebabkan mereka merasa terisolasi dan bahkan berpindah ke platform berbahaya yang tidak diawasi.

Para ahli merekomendasikan pendekatan lebih holistik, dengan langkah seperti meningkatkan moderasi konten secara manusiawi, merancang platform media sosial agar tidak membuat ketagihan, mengawasi iklan dan pengumpulan data, serta melibatkan remaja dalam perumusan kebijakan terkait media sosial. Daripada melarang sepenuhnya, kolaborasi antara pemerintah, regulator, perusahaan teknologi, dan remaja dianggap sebagai solusi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah penggunaan media sosial di kalangan remaja.

Source link