Kidulting, atau membeli mainan seperti boneka labubu atau boneka edisi terbatas, semakin populer di kalangan generasi Z dan milenial yang berusia di atas 20 tahun. Fenomena ini mengacu pada orang dewasa yang masih menikmati hal-hal yang biasanya disukai oleh anak-anak. Istilah ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980, tetapi baru belakangan ini muncul sebagai tren viral. Perusahaan riset pasar Circana menunjukkan bahwa demografi kidult menjadi pendorong utama dalam industri mainan, dengan peningkatan penjualan mainan untuk orang dewasa sebesar 5,5 persen dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, penjualan mainan untuk anak-anak mengalami penurunan sejak tahun 2021. Faktor nostalgia, daya koleksi, fandom, dan kolaborasi menjadi alasan utama orang dewasa tertarik pada mainan. Beberapa merek yang berhasil memanfaatkan tren ini antara lain LEGO, Mattel, Pokemon, Marvel, dan DC. Pembatasan sosial selama pandemi COVID-19 juga turut memainkan peran penting dalam meningkatkan budaya kidult. Dengan memiliki pemasukan sendiri, orang dewasa kini lebih leluasa untuk mengejar kegembiraan dan barang-barang yang mereka sukai di masa kecil. Kidult bukan lagi dianggap sebatas kekanak-kanakan, melainkan telah menjadi gaya hidup bagi orang dewasa berusia di atas 20 tahun yang menikmati hal-hal yang tidak mereka dapatkan saat masih kecil.
Mengenal Fenomena Kidulting: Pesona dan Dampak Positifnya

Read Also
Recommendation for You

Timun atau mentimun merupakan buah dari keluarga labu-labuan seperti semangka dan labu, dengan kandungan air…

Mengalami radang tenggorokan memang bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Namun, ada langkah-langkah yang bisa…

Radang tenggorokan sering menyebabkan rasa sakit, iritasi, dan kesulitan menelan. Kondisi ini membuat penderitanya harus…

Penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang memerlukan proses penyembuhan yang panjang dan disiplin dalam…