Perimenopause adalah fase transisi menjelang menopause yang biasanya dialami oleh wanita di usia 40-an. Gangguan tidur seperti sulit tertidur dan terbangun pada pukul 3 pagi merupakan gejala umum selama periode ini. Penurunan kadar estrogen dan perubahan hormon dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, menyebabkan sensasi panas dan keringat di malam hari. Faktor lain yang menyebabkan gangguan tidur selama perimenopause adalah kecemasan, depresi, dan tingkat stres yang tinggi akibat tanggung jawab sehari-hari.
Para pakar menyarankan beberapa cara untuk mengatasi gangguan tidur selama perimenopause. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mempertahankan pola tidur yang baik. Terapi hormon dan obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) juga dapat membantu meredakan gangguan tidur. Penetapan jadwal tidur yang konsisten, hindari tidur siang yang berlebihan, dan melakukan rutinitas relaksasi sebelum tidur juga dianjurkan untuk membantu tidur lebih nyenyak.
Terkait kondisi tertentu seperti apnea tidur, insomnia, dan sindrom kaki gelisah, beberapa pendekatan alternatif seperti akupunktur juga bisa menjadi solusi. Hindari paparan cahaya biru dari layar elektronik sebelum tidur juga penting untuk membantu tubuh merasa lebih mengantuk. Dengan menerapkan beberapa tips dan trik ini, wanita di masa perimenopause dapat meningkatkan kualitas tidur mereka secara signifikan.