Portal berita terbaik indonesia
Berita  

Perlindungan dari DBD dapat dilakukan dengan vaksin dengue sebagai solusi preventif

Pakar kesehatan dr Monica Cynthia menyatakan bahwa vaksin dengue adalah salah satu solusi preventif untuk melindungi diri dari demam berdarah dengue (DBD) yang jumlah kasusnya mencapai 91.000 di Indonesia sejak awal 2024 dengan 641 kematian. Melalui keterangannya di Jakarta, Kamis, dr Monica Cynthia merujuk data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang menyatakan bahwa vaksin ini memiliki efikasi hingga 80,2 persen untuk mencegah DBD.

Selain melindungi dari infeksi, vaksin dengue juga dapat mencegah kasus rawat inap akibat virus dengue hingga 95,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya mencegah kasus DBD di masyarakat. Menurut dr Monica Cynthia, berbagai studi menunjukkan bahwa antibodi dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue sehingga dapat menghindarkan pasien dari komplikasi serius akibat penyakit ini.

Vaksin dengue direkomendasikan untuk diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang sehat dan tidak memiliki alergi terhadap vaksin. Namun, vaksin dengue tidak disarankan untuk individu yang sedang hamil, memiliki kondisi imunokompromais atau sistem kekebalan tubuh lemah seperti kanker dalam terapi kemoterapi, pengguna steroid dosis tinggi, immunodefisiensi primer, dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV.

Setelah divaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Jika ada efek samping tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan bahwa vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan dan belum termasuk dalam program imunisasi pemerintah. Vaksin ini dapat diperoleh di beberapa rumah sakit swasta.

Selain vaksinasi, melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) juga merupakan langkah strategis yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari DBD, mengingat Indonesia sebagai negara tropis yang merupakan habitat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti. Terkait data kasus DBD di Jakarta tahun ini, Dinas Kesehatan mencatat 7.142 kasus hingga 14 Mei 2024 dengan 15 orang meninggal.