Kualitas udara di Kota Jakarta pada hari Kamis ini tidak sehat untuk kelompok sensitif. Kelompok sensitif disarankan untuk mengenakan masker, seperti yang diinformasikan oleh situs IQAir yang diperbarui pada pukul 05.00 WIB.
Menurut IQAir, kualitas udara di Jakarta saat ini mencapai 107 dengan konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 38 mikrogram per meter kubik, melebihi 7,6 kali lipat dari standar Kualitas Udara Tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rekomendasi kesehatan lainnya adalah untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela agar udara luar yang kotor tidak masuk, dan menggunakan alat penyaring udara.
Namun, jika dibandingkan dengan 116 negara lain, Jakarta berada di peringkat ketujuh sebagai kota dengan kualitas udara terburuk. Peringkat pertama ditempati oleh Dubai (174), diikuti oleh Kampala, Uganda (171), Medan (169), Kinshasa, Kongo (144), dan Delhi, India (107).
PM 2,5 adalah partikel berukuran 2,5 mikron yang terdapat di udara, termasuk debu, asap, dan jelaga. Paparan PM 2,5 dalam jangka panjang dapat menyebabkan kematian dini, terutama pada individu dengan penyakit jantung atau paru-paru kronis, serta menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak.
Kualitas udara dikatakan tidak sehat bagi kelompok sensitif jika mencapai angka 101-150.