Musim hujan sering kali menjadi momen meningkatnya risiko ular masuk ke permukiman warga. Genangan air yang merusak habitat alaminya mendorong ular mencari tempat yang lebih kering dan hangat, seperti di dalam rumah. Kondisi ini tentu membahayakan penghuni, apalagi jika tidak waspada terhadap pergerakan hewan melata tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat perlu melakukan berbagai tindakan pencegahan. Menjaga kebersihan lingkungan, menutup celah atau retakan di dinding dan lantai, serta menghindari penumpukan barang di tempat gelap dan lembap menjadi langkah penting dalam upaya perlindungan dari ular.
Beberapa langkah sederhana namun efektif dapat diterapkan guna mencegah ular masuk ke rumah. Pertama, pastikan tidak ada celah di bawah pintu, ventilasi, atau lubang di dinding yang dapat menjadi jalur masuk ular. Gunakan dempul atau kawat kasa untuk menutupnya. Kedua, hindari menumpuk barang-barang bekas, potongan kayu, atau batu di sekitar rumah yang dapat menjadi tempat persembunyian ular karena ular menyukai tempat yang gelap dan lembap.
Beberapa tanaman seperti marigold, serai, dan lidah mertua dikenal efektif mengusir ular karena aromanya yang tidak disukai reptil tersebut. Selain itu, ular tidak menyukai bau menyengat seperti cuka, bawang putih, dan kapur barus. Menyemprotkan atau menempatkan bahan-bahan tersebut di sekitar rumah dapat membantu mencegah ular masuk. Mengendalikan populasi hama di sekitar rumah juga dapat mengurangi ketertarikan ular untuk mendekat.
Pangkas ranting pohon yang menjalar ke atap juga perlu dilakukan karena ranting pohon yang menyentuh atap rumah dapat menjadi jalur masuk bagi ular. Jika menemukan ular di dalam rumah, disarankan untuk tidak panik dan segera menghubungi petugas pemadam kebakaran atau penangkap ular profesional untuk penanganan yang aman. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko ular masuk ke dalam rumah dapat diminimalisir, menjaga keselamatan dan kenyamanan penghuni rumah.
