Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menekankan pentingnya penggunaan inhaler dalam penanganan asma. Inhaler adalah alat terbaik untuk memberikan obat asma kepada pasien, karena obat dihirup langsung ke dalam paru-paru. Ada dua jenis obat yang diberikan dalam penanganan asma, yaitu obat pencegah untuk mengatasi peradangan dan obat pelega untuk melebarkan saluran napas yang menyempit saat serangan asma terjadi.
Data global menunjukkan bahwa setiap tahun 260 juta orang terdampak oleh asma, dengan 450 ribu kematian terkait asma setiap tahunnya. Di DKI Jakarta, prevalensi asma meningkat menjadi 2,6 persen berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Dampak asma tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada pendidikan dan produktivitas masyarakat.
Tjandra berharap pemerintah memberikan perhatian khusus pada pengendalian asma untuk menjamin kesehatan masyarakat Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Dengan penggunaan inhaler yang tepat, diharapkan penanganan asma dapat menjadi lebih efektif dan masyarakat dapat hidup lebih sehat.