Vaksin BCG atau Bacille Calmette-Guerin telah digunakan selama lebih dari satu abad dan tetap menjadi senjata utama dalam memerangi tuberkulosis di berbagai negara. Setiap tahunnya, lebih dari 100 juta bayi baru lahir diimunisasi menggunakan vaksin ini, terutama di negara-negara dengan kasus TBC endemik tinggi. Meskipun BCG adalah vaksin “jadul” yang terbuat dari kuman hidup yang sudah dilemahkan, peneliti Program Vaksin Presisi di Boston Children’s Hospital menemukan bahwa vaksin ini memiliki peran luas terhadap berbagai infeksi dan virus, tidak hanya melindungi dari TBC.
Vaksin BCG dianjurkan untuk orang yang belum terjangkit penyakit TBC tetapi memiliki risiko tinggi terkena penyakit tersebut, termasuk petugas medis dan anak-anak yang tinggal bersama atau menghabiskan banyak waktu dengan pasien TBC. Vaksin BCG direkomendasikan untuk tiga kelompok utama: bayi yang lahir di daerah dengan tingkat TBC tinggi, anak-anak di bawah usia 16 tahun yang memiliki orang tua yang berasal dari daerah dengan tingkat TBC tinggi, serta kelompok dengan pekerjaan berisiko tinggi seperti petugas kesehatan.
Efek samping vaksin BCG dapat berupa nyeri pada lokasi suntikan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dalam kasus yang jarang, pasien dapat mengalami gejala seperti pusing, telinga berdenging, atau perubahan penglihatan. Untuk mencegah penularan infeksi TBC, selain mendapatkan vaksin BCG, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti isolasi diri setelah kontak dengan penderita TBC aktif, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan segera mendapatkan pengobatan jika terdeteksi infeksi TBC laten. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat melindungi diri dari paparan tuberkulosis dan membantu mencegah penyebaran infeksi yang mudah menular.