Alzheimer adalah penyakit umum yang sering menyerang orang lanjut usia dengan gejala utama berupa penurunan ingatan. Selain kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, penderita Alzheimer juga sering mengalami kesulitan berkomunikasi. Aktivitas fisik telah terbukti memiliki manfaat untuk meningkatkan daya ingat, membantu proses berpikir, serta mengurangi kecemasan dan depresi. Meskipun begitu, studi terbaru menunjukkan bahwa olahraga sendirian tidak cukup untuk menurunkan risiko Alzheimer pada orang lanjut usia, mereka juga perlu mengurangi waktu duduk.
Dalam sebuah penelitian, sekitar 400 orang berusia 50 tahun ke atas dimonitor aktivitas fisik selama 24 jam selama 10 hari berturut-turut. Ditemukan bahwa peserta yang menghabiskan lebih banyak waktu duduk cenderung mengalami penurunan fungsi kognitif dan kerusakan otak, terlepas dari seberapa banyak mereka berolahraga. Penurunan ini juga lebih berat pada peserta yang membawa gen risiko Alzheimer, APOE-e4.
Meskipun belum ada angka pasti mengenai berapa lama waktu duduk yang terlalu banyak, semakin lama seseorang duduk, ototnya cenderung melemah, membuat sulit untuk tetap aktif. Orang dewasa yang memiliki masalah mobilitas atau keterbatasan fisik mungkin perlu menghabiskan lebih banyak waktu duduk. Studi ini, meskipun mayoritas peserta dalam kondisi kesehatan baik dan cukup aktif, belum bisa digeneralisasi ke seluruh populasi.
Selain itu, para peneliti akan fokus pada aktivitas yang dilakukan saat duduk dalam penelitian selanjutnya, mengingat aktivitas mental seperti bermain teka-teki dapat membantu memperlambat penurunan kognitif. Dengan demikian, penting untuk mengurangi waktu duduk dan melakukan aktivitas fisik serta mental yang merangsang pikiran agar dapat mengurangi risiko Alzheimer pada orang lanjut usia.