Tahun 2025, data ketenagakerjaan Indonesia mencatat adanya 153,05 juta angkatan kerja di Indonesia, di mana 145,77 juta orang sudah bekerja dan 7,28 juta lainnya masih menganggur. Dari jumlah pengangguran tersebut, lebih dari satu juta di antaranya adalah lulusan baru yang belum mendapatkan pekerjaan. Meskipun tingkat pengangguran menurun menjadi 4,76 persen, angka pencari kerja malah meningkat 1,11 persen, menandakan ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan baru dengan kebutuhan industri.
Melihat situasi ini, lulusan baru diharapkan untuk menjajaki berbagai alternatif, salah satunya adalah memulai usaha mandiri. Selain dapat meningkatkan penghasilan, menggeluti usaha sendiri juga dapat mengembangkan keterampilan nonteknis dan memperluas jaringan profesional. Untuk fresh graduate, terdapat beragam peluang bisnis yang dapat dijalankan, mulai dari reseller/dropshipper, jasa kursus atau les privat, laundry kiloan, hingga bisnis makeup artist (MUA) atau makanan sehat.
Dalam menghadapi tantangan pasar kerja yang ketat, usaha mandiri bisa menjadi solusi efektif. Dengan persiapan yang matang, modal minimal, dan pemanfaatan teknologi, memulai usaha kecil bisa menjadi tonggak awal menuju kemandirian ekonomi. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu meningkatkan kompetensi kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan lebih mudah diakui oleh industri. Dengan demikian, peluang bisnis mandiri menjadi pilihan cerdas bagi lulusan baru dalam menghadapi ketidaksesuaian antara keterampilan dan kebutuhan industri pada saat ini.
