Dinas Kesehatan Kota Medan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak sebagai dampak dari lonjakan kasus yang signifikan dalam rentang Januari hingga Mei 2025. Lonjakan kasus campak tercatat sebanyak 127 kasus selama lima bulan tersebut, meningkat dari 104 kasus pada tahun sebelumnya. Campak dikenal sebagai penyakit infeksi menular yang kerap menjangkiti anak-anak, terutama bayi dan balita. Meskipun sering dianggap sebagai bagian dari proses alami pembentukan kekebalan tubuh, campak sebenarnya merupakan penyakit yang serius. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, campak dapat mengakibatkan komplikasi serius bahkan kematian, terutama pada anak-anak dengan sistem imun yang lemah atau kekurangan gizi.
Campak, atau sering disebut rubeola, adalah penyakit infeksi akut yang sangat mudah menular dan disebabkan oleh virus. Penyebaran campak dapat terjadi melalui udara atau kontak langsung dengan cairan tubuh penderita. Gejala campak umumnya muncul sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi dan dapat berupa demam tinggi, batuk kering, konjungtivitis, bintik Koplik di dalam pipi, serta ruam merah pada kulit. Pengobatan campak lebih difokuskan pada perawatan suportif untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi, karena hingga saat ini belum ada obat khusus yang dapat membunuh virus campak.
Pencegahan campak sangat penting dilakukan melalui vaksinasi. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) direkomendasikan diberikan dalam dua dosis pada anak-anak. Selain vaksinasi, langkah-langkah pencegahan lainnya meliputi isolasi penderita, meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan, serta mengenali gejala serta komplikasi campak. Campak yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, otitis media, ensefalitis, kebutaan, gangguan pencernaan, dan lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai campak, cara penularan, gejala, pengobatan, pencegahan, dan komplikasi sangat penting untuk dipahami demi menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit ini.
