Kesadaran konsumen terhadap dampak keputusan belanja mereka semakin meningkat. Mereka tidak hanya membeli produk, tetapi juga memperhitungkan nilai, etika, dan dampak sosial lingkungan produk yang mereka konsumsi. Fenomena ini mengarah pada munculnya konsumen dengan kesadaran penuh, yang dikenal sebagai mindful consumerism. Brand lokal di Indonesia perlu mulai mengadopsi praktik mindful production sebagai tanggung jawab moral dan strategi diferensiasi. Mengelola limbah sebagai bagian dari proses produksi sangat penting, terutama untuk industri fashion dan tekstil yang seringkali menghasilkan limbah yang merusak lingkungan. Dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang bahan produksi, brand lokal bisa menjaga lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan.
Transparansi dalam proses produksi juga kunci dalam membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen. Konsumen, terutama Generasi Z, lebih percaya pada brand yang menjelaskan proses produksi secara transparan. Misalnya, brand SukkhaCitta selalu mengangkat profil pembuat produknya dan menjelaskan proses produksinya secara rinci. Mindful production bukan hanya tentang menjaga bumi, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dan menciptakan peluang bisnis baru. Contoh kesuksesan dari brand lokal seperti Nona Rara Batik dan Luxcrime menunjukkan betapa pentingnya pendekatan ini dalam membangun citra brand yang beretika, inovatif, dan berkelanjutan.
Dengan mengadopsi langkah-langkah seperti ini, brand lokal Indonesia tidak hanya memenuhi harapan konsumen yang semakin sadar lingkungan, tetapi juga bisa berkontribusi pada pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Mindful production bisa menjadi jalan bagi brand lokal untuk tumbuh secara holistik, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga sosial dan lingkungan. Melalui langkah-langkah ini, brand lokal tidak hanya meningkatkan keberlanjutan bisnisnya tetapi juga menjadi bagian dari solusi masa depan industri kreatif Indonesia yang lebih harmonis.
