Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan data terbaru yang menunjukkan peningkatan masalah kelebihan berat badan dan obesitas menjadi krisis global. Laporan WHO pada 7 Mei 2025 menyoroti bahwa angka kelebihan berat badan dan obesitas terus meningkat secara signifikan di seluruh kelompok usia dan wilayah di seluruh dunia. Pada tahun 2022, terdapat 2,5 miliar orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan, dengan 890 juta di antaranya menderita obesitas. Selain itu, prevalensi kelebihan berat badan pada kelompok usia 5 hingga 19 tahun mencapai 20 persen.
Ani Ruspitawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, baru-baru ini mengungkapkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Menurutnya, meskipun bukanlah diagnosis medis, hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jakarta menunjukkan bahwa 62,09 persen dari mereka mengalami obesitas.
Untuk mencegah obesitas, diperlukan kombinasi antara aktivitas fisik dan pola makan yang sehat. Rekomendasi medis menyarankan untuk rutin berolahraga dengan intensitas sedang, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, selama 20-30 menit setiap hari. Selain itu, pola makan seimbang dengan asupan makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak juga sangat penting.
Untuk mengendalikan berat badan dan mengurangi risiko obesitas, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak jenuh. Membangun kebiasaan sederhana secara bertahap, seperti mulai dengan komitmen makan sayur setiap hari, dapat membantu dalam jangka panjang. Motivasi yang kuat, pengingat rutin, dan dukungan dari teman dan keluarga juga merupakan faktor penting dalam mempertahankan kebiasaan hidup sehat. Dengan pendekatan yang tepat, mencegah obesitas dapat menjadi langkah penting menuju gaya hidup yang lebih sehat dan aktif.