Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena gaya hidup tinggi stres dan pola makan tinggi kalori. Ketua PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, Ari Fahrial Syam, memperkenalkan terapi generasi baru untuk mengatasi GERD, yaitu Fexuprazan – obat dari kelas Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB). P-CAB bekerja dengan mekanisme yang berbeda dari Proton Pump Inhibitor (PPI) yang selama ini menjadi terapi utama GERD.
P-CAB memiliki kecepatan kerja yang lebih cepat dan efektivitas hingga 24 jam tanpa dipengaruhi oleh jadwal makan pasien. Obat ini dapat digunakan kapan saja dan tidak harus diminum 30-60 menit sebelum makan seperti PPI. Selain efek samping yang ringan, P-CAB juga mampu menekan sekresi asam lambung di malam hari. Hasil uji klinis di Jakarta juga mengkonfirmasi efektivitas P-CAB dalam meredakan gejala GERD lebih cepat dibandingkan PPI.
Meskipun P-CAB menawarkan efektivitas tinggi, perubahan gaya hidup masih diperlukan untuk sukses dalam pengobatan GERD. Pasien disarankan untuk berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol dan makanan tertentu, seperti cokelat, keju, kopi, dan minuman bersoda. Chief Medical Officer Daewoong Indonesia, dr. Stella Melisa, menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sebagai pendukung pengobatan GERD. Meskipun Fexuprazan belum tersedia secara luas di Indonesia, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani GERD.