Penggunaan cat kuku, gel kuku, atau penghapus kuteks menjadi tren namun melekatkan bahaya bagi kesehatan kuku. Zat kimia dalam bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan masalah seperti perubahan warna, kerapuhan, dan pengelupasan kuku. Sebuah studi dermatologi pada 2020 menemukan bahwa penggunaan kit cat kuku gel di rumah bisa menyebabkan nyeri kuku, pengelupasan, dan iritasi periungual. Efek negatif dari penggunaan cat kuku tidak hanya terbatas pada perubahan penampilan, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan struktural dan ketidaknyamanan jika digunakan terlalu sering.
Perubahan warna dan kerapuhan adalah masalah umum yang ditimbulkan oleh penggunaan cat kuku. Lapisan kuku bisa mengalami pelemahan, yang dapat membuat kuku mudah pecah atau terkelupas. Proses pembersihan cat kuku gel dengan perendaman dalam pelarut yang kuat atau pengikisan dapat membuat kuku semakin tipis dan mudah rapuh. Kini, penting untuk memahami bahan-bahan berbahaya dalam cat kuku, seperti aseton, etil asetat, isopropil alkohol, resin formaldehida, toluena, atau dibutil ftalat yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan kuku.
Mengurangi dampak buruk dari penggunaan cat kuku bisa dilakukan dengan memberikan waktu istirahat bagi kuku setidaknya seminggu, memilih formula cat kuku yang aman, menggunakan pembersih non-aseton, membatasi penggunaan cat kuku gel, melindungi tangan dari sinar UV, dan melembapkan kuku dengan minyak kutikula atau krim tangan. Hindari mengikis atau mengelupas kuku dengan keras, dan pastikan untuk merawat kuku secara teratur dengan memotong dan meratakan tepinya dengan kikir halus. Melindungi kesehatan kuku penting untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan kuku yang serius dimasa mendatang.