Sepanjang lebih dari dua dekade terakhir, Transjakarta telah menjelma menjadi moda transportasi umum yang vital bagi warga Jakarta. Sebagai pilihan transportasi yang terjangkau dan efisien, Transjakarta tidak hanya membantu mobilitas penduduk ibu kota tetapi juga turut serta dalam mengatasi masalah kemacetan yang kerap melanda Jakarta. Sejak pertama kali lahir, sistem Bus Rapid Transit (BRT) ini telah menjadi yang terpanjang di dunia dengan lintasan mencapai 208 kilometer. Gagasan pembangunan BRT pertama kali muncul pada tahun 2001 namun baru berhasil diimplementasikan pada 1 Februari 2004 di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007, Sutiyoso. Inspirasi berdirinya Transjakarta bersumber dari sistem BRT yang sukses di Bogotá, Kolombia, yang dikagumi oleh Sutiyoso. Peluncuran Koridor 1 (Blok M-Kota Tua Jakarta) pada 15 Januari 2004 menjadi tonggak awal kehadiran Transjakarta, yang saat itu lebih dikenal dengan nama “busway”.
Seiring berjalannya waktu, Transjakarta terus mengalami perkembangan signifikan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat Jakarta. Pembukaan koridor baru hingga implementasi sistem pembayaran non-tunai merupakan sebagian dari upaya yang dilakukan Transjakarta untuk meningkatkan layanan pengangkutan umum di Jakarta. Hingga tahun 2025, Transjakarta telah mengoperasikan 14 koridor utama dengan berbagai jenis layanan yang mendukung kebutuhan mobilitas warga Jakarta. Transformasi dari Badan Pengelola (BP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU) hingga status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menggambarkan evolusi Transjakarta sebagai salah satu moda transportasi unggulan di ibu kota.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan layanan, Transjakarta terus melakukan inovasi seperti peluncuran bus listrik dan aplikasi “TJ: Transjakarta” untuk memberikan kemudahan bagi penumpang dalam navigasi. Meskipun tarif Transjakarta mengalami beberapa kali kenaikan sejak pertama kali dioperasikan, pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mempertimbangkan penyesuaian tarif demi menjaga keberlangsungan layanan. Kenaikan tarif akan disertai dengan peningkatan fasilitas dan layanan untuk penumpang, sementara subsidi tetap diberikan untuk sejumlah golongan tertentu. Dengan terus melakukan inovasi, Transjakarta diharapkan tetap menjadi pilihan utama bagi transportasi umum yang berkelanjutan dan semakin baik bagi seluruh warga Jakarta.












