Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) sedang berusaha untuk mengendalikan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut melalui penguatan pengawasan dan penyelidikan epidemiologi kasus, serta mengimbau warga untuk tetap menerapkan 3M plus.
“Penanganan DBD terhadap pasien dilakukan di fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur klinis,” kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit P2P, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Dita Fitria, di Jakarta, pada hari Minggu.
Menurut Dita, kasus DBD di Jakarta Selatan pada bulan Februari 2024 mengalami peningkatan lebih dari 100 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dari 81 kasus menjadi 149 kasus.
Dita menyatakan bahwa untuk mengendalikan kasus DBD, pihaknya melakukan penguatan pengawasan dan penyelidikan epidemiologi kasus. Surveilans adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan.
Selain itu, kata Dita, penanggulangan kasus DBD juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, gerakan 3M plus (menguras, menutup, mendaur ulang), serta kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk Aedes aegypti di berbagai tempat.
“Diperlukan juga penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus tersebut,” ujarnya.
Dita memastikan bahwa tempat tidur di rumah sakit di Jakarta Selatan masih mampu menampung pasien DBD, meskipun terjadi lonjakan kasus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan bahwa hingga 19 Februari 2024, tercatat ada 627 kasus DBD dengan indeks rasio 5,57 per 100.000 penduduk.
Ani juga menjelaskan bahwa berdasarkan data kasus mingguan tahun 2024, terdapat peningkatan kasus DBD jika dibandingkan dengan pekan awal Januari. Kasus mulai meningkat secara signifikan pada pekan ke-5, yaitu di awal Februari.
Data sebaran kasus DBD di wilayah DKI Jakarta meliputi Jakarta Pusat (34 kasus), Jakarta Utara (74 kasus), Jakarta Barat (208 kasus), Jakarta Selatan (145 kasus), Jakarta Timur (161 kasus), dan Kepulauan Seribu (5 kasus).
“Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di setiap wilayah Jakarta. Hingga saat ini, tidak terdapat laporan kematian akibat kasus DBD,” kata Ani.