Pengelola Terminal Blok M dan PT MRT Jakarta sedang melakukan revitalisasi terminal Blok M di Jakarta Selatan agar menjadi kawasan transit oriented development (TOD) mulai tahun 2024. Joni Budhi, Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Terminal Bus Blok M, menjelaskan bahwa revitaslisasi ini mengikuti masterplan yang besar, sehingga membutuhkan waktu empat hingga lima tahun untuk diselesaikan. Rencana revitalisasi ini sudah tercantum dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 55 Tahun 2020 mengenai Panduan Rancang Kota (PRK) Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Blok M dan Sisingamangaraja.
Proyek revitalisasi ini akan melibatkan PT MRT Jakarta dalam pembangunannya, sementara pengelola Terminal Blok M akan bertindak sebagai pelaksana teknis lapangan. Rencananya, dari Stasiun MRT Blok M, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu hingga ke Terminal Blok M akan terhubung sesuai konsep masterplan tata ruang. Bangunan di kawasan Terminal Blok M akan mengalami persempitan namun tetap mempertahankan bentuknya sebagai simpul transportasi terintegrasi yang menghubungkan moda kereta MRT dengan moda darat seperti TransJakarta.
Selain itu, kawasan transit ini akan ditambahkan dengan berbagai fasilitas seperti hunian apartemen, kawasan perbelanjaan, tempat jalan kaki/jogging, dan lajur sepeda. Ada rencana pembuatan halte sementara sebagai pemberhentian armada yang berada di kawasan lingkar luar Blok M mulai dari Panglima Polim hingga Mabes Polri. Meskipun rute Terminal Blok M bukan lagi tujuan akhir, namun tetap akan dilewati karena sistem transportasi sudah terintegrasi dan sebagian besar berakhir di Bundaran Senayan.