Peringatan Hari Kekayaan Intelektual (KI) se-dunia (World IP Day 2025) dirayakan secara Hibryd oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada Sabtu pagi. Acara ini diikuti oleh seluruh Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kanwil Kemenkum) di Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim). Kepala Kanwil Kemenkum Kaltim, Muhammad Ikmal Idrus, beserta Kepala Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kanwil Kemenkum Kaltim, Mia Kusuma Fitriana, dan sejumlah mahasiswa dari Universitas Tujuh Agustus (Untag) Samarinda turut serta dalam acara tersebut di Aula Kanwil Kemenkum Kaltim.
Peringatan Hari KI tahun ini memilih tema “Majukan Indonesia dengan Karya Kreatif dan Inovatif Anak Bangsa yang Terlindungi di Era Digital”. Acara ini adalah bagian dari upaya World Intellectual Property Organization (WIPO) untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya perlindungan kekayaan intelektual. Menteri Hukum Republik Indonesia, Supratman Andi Agtas, menegaskan bahwa kreativitas anak bangsa merupakan aset negara dan dengan perlindungan yang tepat, ekonomi kreatif dapat mendorong Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
DJKI terus memperkuat ekosistem KI di Indonesia melalui inovasi layanan digital terintegrasi POP HC (Persetujuan Otomatis Pencatatan Hak Cipta), layanan konsultasi dan pendampingan pendaftaran KI gratis, serta Klinik KI Bergerak/Mobile IP Clinic. Direktur Jenderal KI, Razilu, menekankan bahwa tahun 2025 akan difokuskan pada hak cipta dan desain industri. DJKI juga menyediakan layanan konsultasi gratis, Mobile IP Clinic, publikasi, lomba paduan suara, bazar, dan santunan anak yatim dalam rangka peringatan Hari KI Sedunia.
Muhammad Ikmal dari Kanwil Kemenkum Kaltim mengungkapkan peningkatan jumlah pendaftaran KI di Kaltim, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 700. Ia mendorong kesadaran masyarakat terhadap kekayaan intelektual dengan meningkatnya jumlah kampung Kekayaan Intelektual di daerah tersebut. Kanwil Kemenkum Kaltim terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait KI ke masyarakat melalui berbagai cara, meskipun dihadapkan dengan kendala efisiensi di seluruh Kementerian. Ikmal berharap dukungan dan kesadaran masyarakat terhadap KI terus meningkat di Kalimantan Timur.