Kidulting atau tren orang dewasa yang membeli boneka Labubu atau mainan edisi terbatas telah menjadi hal umum di kalangan generasi Z dan milenial yang kini berusia di atas 20 tahun. Istilah kidulting sendiri merupakan perpaduan dari kata kid dan adulting, yang menggambarkan perilaku orang dewasa yang masih menikmati hal-hal yang biasanya disukai oleh anak-anak. Kidulting pertama kali muncul di tahun 1980 dan disorot di majalah Time pada 11 Agustus 1985.
Menurut laporan India Today, pembelian boneka Labubu sebagai aksesori yang digantungkan di dompet atau tas oleh remaja dan orang dewasa sudah menjadi bagian dari fenomena kidulting. Riset pasar yang dilakukan oleh Circana menunjukkan bahwa industri mainan telah mengalami perubahan signifikan, dengan orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) menjadi kelompok dengan pertumbuhan penjualan tercepat dalam dua tahun terakhir.
Fenomena kidulting ini memberikan inspirasi kepada perusahaan mainan untuk mengubah strategi pemasaran mereka, mengembangkan target pasar mereka dari anak-anak menuju remaja dan orang dewasa. Seiring dengan itu, banyak perusahaan mainan seperti Lego meluncurkan produk inovatif yang membidik pasar baru, seperti permainan kubus bongkar pasang Botanical Collection untuk wanita di atas 12 tahun.
Penjualan mainan secara daring semakin memudahkan aksesibilitas, memungkinkan orang dewasa dan remaja untuk berbelanja dengan mudah. Menjadi penting bagi industri mainan untuk terus beradaptasi dengan perubahan tren konsumen dan lanskap ritel yang terus berubah. Dengan meningkatnya minat dan pembelian mainan oleh orang dewasa, kidulting menjadi tren yang terus berkembang dan berkontribusi pada perubahan dalam industri mainan secara keseluruhan.