HUT Ke-80 Mahkamah Agung Diwarnai Seni Wayang Kulit: Memperingati Tradisi Indonesia

Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka memperingati HUT Ke-80 Mahkamah Agung menjadi acara spektakuler yang diikuti seluruh satuan kerja peradilan di Indonesia. Dalam acara hybrid ini, para Dalang yang terampil, termasuk Hakim Agung Prof Dr. Yanto SH MH, membawa Lakon “Banjaran Kokrosono”. Ki Yanto, selain sebagai penegak hukum yang kredibel, juga dikenal sebagai kreator budaya yang handal dengan pengalaman mendalang di berbagai panggung nasional.

Keistimewaan acara ini semakin terasa dengan kehadiran sejumlah pimpinan tinggi negara, seperti Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kabareskrim Komjen Pol Syahardiantono. Penghargaan tinggi terhadap wayang sebagai media pendidikan karakter menjadi fokus dalam acara tersebut. Lakon “Banjaran Kokrosono” yang dipentaskan tidak hanya mempersembahkan hiburan, tetapi juga makna filosofis yang mendalam tentang kebenaran dan kehormatan.

Dalam sambutannya, Ketua Mahkamah Agung Prof Dr. Sunarto SH MH menekankan pentingnya wayang sebagai warisan budaya berharga yang mencerminkan petuah moral dan kearifan Bangsa Indonesia. Ir Soegiharto Santoso SH, jurnalis senior yang lama mengapresiasi karya Ki Yanto, memberikan pujian atas upaya Hakim Agung dalam menjembatani dunia hukum dan budaya dengan pagelaran wayangnya.

Acara Wayang Kulit ini bukan hanya meriah sebagai perayaan, tetapi juga menjadi pembelajaran tentang keadilan, integritas, dan profesionalisme. Melalui penampilan berbagai Dalang dari berbagai latar belakang profesi, acara tersebut menghadirkan inspirasi bagi seluruh insan peradilan untuk terus berkomitmen dalam menciptakan sistem peradilan yang bersih, transparan, dan melayani dengan sepenuh hati. Sinergi antara kebudayaan dan hukum diharapkan dapat memperkuat peradaban dan kedaulatan negara.

Source link