Jakarta (ANTARA) – Hari Sabtu ini adalah jadwal terakhir bagi para penggemar lukisan untuk melihat karya-karya dari pelukis lokal terkenal yang salah satunya menampilkan “Monalisa” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Pameran yang mengumpulkan 12 pelukis dari Jakarta dan Yogyakarta dengan tema “Bergerak” membuka sudut pandang pribadi tentang suatu peristiwa dan objek umum yang melekat pada jiwa pelukis, kata perupa Alex Luthfi R saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Salah satu pelukis, Setyo Purnomo alias Kembang Sepatu, menghadirkan lukisan berjudul “MonaliSad” dengan ukuran kanvas 100 cm x 80 cm. Dia menggambarkan Monalisa sedang menggendong anak dengan latar belakang pesawat tempur.
Melalui lukisannya itu, Setyo menyatakan bahwa keindahan dan misteri Monalisa yang terkenal di dunia memengaruhi sebagian masyarakat dunia. Namun, hal ini belum mampu menyentuh kepekaan nurani masyarakat, terutama pemimpin dunia, sehingga perang masih terus berlangsung dan berdampak pada anak-anak yang tidak bersalah.
Di sisi lain, ada juga lukisan berjudul “Noyce” yang membahas Generasi Z. Melalui lukisan dengan gambar dua sosok dan sandal jepit, dia menggambarkan bahwa Generasi Z rentan terhadap depresi, memiliki orientasi material, dan selalu membuat orang tua mereka khawatir karena kemungkinan-kemungkinan negatif dari lingkungan.
Selain itu, Setyo juga memamerkan karya berjudul “Wizarding World Justice” dengan ukuran kanvas 100 x 100 cm, yang menggambarkan seorang wanita dengan penutup mata, menggenggam pedang serta sandal pada tangan kanan.
Selain Setyo, masih ada 11 pelukis lainnya seperti Agus Baqul Purnomo, Alex Luthfi R, Alya Nurshabrina Samadikun, Anugerah Eko Triwahyono, Gogor Purwoko, Handoyo, Nasirun, masPadhik, Sahat Simatupang, Totok Buchori, dan Yaksa Agus, yang masing-masing menampilkan ide dan karya yang berbeda.
Pameran ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dalam rangka menyambut ulang tahun ke-497 Kota Jakarta dan telah berlangsung sejak 21 Mei lalu. Pameran akan ditutup pada pukul 19.00 WIB hari ini di TIM.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, menyebut TIM sebagai tempat para seniman dan berharap pameran ini dapat memicu para pekerja seni lainnya untuk terus berkarya meskipun Jakarta bukan lagi ibu kota.
Untuk dapat mengunjungi TIM, masyarakat dapat menggunakan KRL dengan turun di Stasiun Cikini dan berjalan kaki menuju TIM. Alternatif lain adalah menggunakan TransJakarta rute 5M: Tanah Abang-Kampung Melayu via Cikini atau rute 6H: Senen-Lebak Bulus. Kawasan TIM buka dari pukul 09.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024