Generasi Z saat ini memasuki tahap awal karier, menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil di Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman dan strategi yang tepat dalam mengelola keuangan pribadi. Membuat rencana keuangan yang terstruktur adalah langkah awal yang paling penting. Perencana Keuangan OCBC, Widya Yuliarti, menyarankan penggunaan metode alokasi anggaran 50-30-20. Di mana 50% pendapatan dialokasikan untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan dan cicilan, dan sisanya 20% untuk tabungan dan investasi.
Alokasi keuangan secara terarah ini penting untuk keamanan finansial di masa depan. Meskipun metode ini efektif, Widya menekankan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan prioritas keuangan yang berbeda, sehingga penting untuk menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan masing-masing.
Menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan juga menjadi tantangan bagi Generasi Z. Kebiasaan yang merugikan seperti membeli kopi mahal atau berlibur sering menghambat pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan alokasi anggaran khusus untuk keinginan agar gaya hidup tetap bisa dinikmati tanpa mengganggu tabungan dan investasi.
Selain menabung, Generasi Z perlu mulai berinvestasi. Ligwina Hananto, Pendiri & CEO di QM Financial, menyarankan pemula untuk memulai dengan investasi yang lebih rendah risikonya dan lebih mudah dipahami. Disiplin, perencanaan yang baik, dan investasi yang tepat dapat membantu Generasi Z mencapai stabilitas finansial. Keselamatan finansial di masa pensiun juga penting, di mana asuransi bisa berperan sebagai perlindungan dasar.
Manajemen keuangan yang cerdas akan membantu Generasi Z untuk menikmati gaya hidup tanpa harus mengorbankan kesenangan. Dengan kemampuan membangun keterampilan dan menghasilkan uang, Generasi Z dapat menghadapi tantangan di masa depan dengan lebih percaya diri.