Mitos tentang Cacingan sebagai Penyakit Tropis yang Bisa Diobati

Kasus cacingan di Indonesia menjadi perhatian Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama. Menurutnya, kasus ini sering dianggap remeh dan menyebabkan masalah yang serius. Contohnya adalah kasus seorang balita berusia 1 tahun 8 bulan asal Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, yang diduga mengalami infeksi cacing parasit. Dalam kondisi demam tinggi dan batuk, cacing gelang (Ascaris) keluar dari mulut dan hidungnya. Orang tua balita tersebut membawanya ke RSUD Tais dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif dengan upaya untuk mengeluarkan cacing dari tubuhnya.

Tjandra Yoga melihat tiga permasalahan utama terkait kasus cacingan di Indonesia. Pertama, kasus ini sering diabaikan dan kurang mendapat perhatian, tidak hanya di Bengkulu tetapi juga di daerah lain. Kedua, kasus cacingan juga berkaitan dengan masalah gizi pada anak-anak, menunjukkan bahwa masalah malnutrisi masih menjadi tantangan di Indonesia. Ketiga, pelayanan rumah sakit dalam menangani cacingan masih terbatas, menandakan perlunya peningkatan kemampuan pelayanan kesehatan rumah sakit terkait masalah kesehatan seperti kecacingan.

Gejala cacingan pada anak dan orang dewasa dapat bervariasi tergantung pada jenis cacing yang menginfeksi. Gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi sakit perut, diare, mual, muntah, kembung, dan penurunan berat badan tanpa sebab jelas. Pencegahan infeksi cacingan meliputi menjaga kebersihan dan sanitasi, menghindari konsumsi makanan kurang matang, serta menjaga kebersihan lingkungan. Prof. Tjandra Yoga Aditama menekankan perlunya penanganan yang komprehensif untuk mengatasi kasus cacingan di Indonesia.

Source link

Exit mobile version